Resensi Buku Filosofi Teras
Putri Silvia Titania
Judul
buku : Filosofi Teras
Jumlah hal :
298
Tangal terbit :
4 Januari 2022
Penerbit :
Penerbit Buku Kompas
Genre :
Self Improvement
Filosofi Teras adalah buku yang berisikan ajaran
filsafat stoa. Filsafat stoa adalah nama dari sebuah aliran filsafat Yunani
yang diciptakan oleh Zeno. Stoa adalah tempat favorit Zeno dalam mengajar
filosofinya kepada muridnya (kaum stoa) sehingga nama filsafatnya disebut
dengan stoisisme. Alasan penulis memberi judul Filosofi Teras karena terdapat
banyak orang yang sulit menyebutkan “stoisisme” sehingga menggunakan terjemahan
dari kata stoa, yaitu teras.
Penulis Filosofi Teras membagi tulisannya menjadi dua
belas bab yang menarik, yaitu survei khawatir nasional, sebuah filosofi yang
realistis, hidup selaras dengan alam, dikotomi kendali, mengendalikan
interpretasi dan persepsi, memperkuat mental, hidup di antara orang yang
menyebalkan, menghadapi kesusahan dan musibah, menjadi orang tua, citizen of
the world, tentang kematian, dan penutup. Ajaran yang terdapat pada buku
Filosofi Teras dapat diterapkan oleh siapa saja dan tidak bersifat memaksa
sehingga pembaca bebas boleh menerapkannya atau tidak.
Ajaran filsafat stoa yang terdapat pada buku Filosfi
Teras bertujuan agar pembacanya atau yang menerapkan mampu hidup dengan
tenteram dengan cara bebas dari emosi negatif, seperti sedih, marah, cemburu,
curiga, baper, dan lain-lain. Selain itu, filsafat stoa juga memiliki tujuan
agar para pembacanya dalam menajalani kehidupan untuk dapat mengasah kebajikan.
Ada empat kebajikan utama yang diajarkan, yaitu kebijaksanaan, keadilan,
keberanian, dan menahan diri. Buku Filosofi Teras juga mengajarkan kita sebagai
manusia untuk wajib hidup selaras dengan alam. Maksudnya adalah kita harus
hidup dengan menggunakan nalar. Hal ini disebabkan karena yang membedakan
manusia dengan binatang adalah manusia memiliki nalar, akal sehat, rasio, dan
kemampuan penggunaannya untuk hidup berkebajikan.
Buku ini bahasanya ringan untuk di mengerti, ada
animasi di beberapa pembahasan, topik yg di bahas langsung to the point,
tidak terlalu banyak cerita, banyak menggunakan jokes jadi lebih enjoy untuk dibaca.
Tetapi, banyak bahasa inggris yang terlalu baku sehingga sulit untuk kita pahami
karena ini filsafat jadi mungkin memang bahasanya baku.