Resensi Buku Filosofi Teras | Putri Silvia Titania

0

 

image source: Pinterest


Resensi Buku Filosofi Teras

Putri Silvia Titania



Judul buku      : Filosofi Teras

Penulis            : Henry Manampiring
ISBN               : 9786233463034

Jumlah hal       : 298

Tangal terbit    : 4 Januari 2022

Penerbit           : Penerbit Buku Kompas

Genre              : Self Improvement

 

Filosofi Teras adalah buku yang berisikan ajaran filsafat stoa. Filsafat stoa adalah nama dari sebuah aliran filsafat Yunani yang diciptakan oleh Zeno. Stoa adalah tempat favorit Zeno dalam mengajar filosofinya kepada muridnya (kaum stoa) sehingga nama filsafatnya disebut dengan stoisisme. Alasan penulis memberi judul Filosofi Teras karena terdapat banyak orang yang sulit menyebutkan “stoisisme” sehingga menggunakan terjemahan dari kata stoa, yaitu teras. 

 

Penulis Filosofi Teras membagi tulisannya menjadi dua belas bab yang menarik, yaitu survei khawatir nasional, sebuah filosofi yang realistis, hidup selaras dengan alam, dikotomi kendali, mengendalikan interpretasi dan persepsi, memperkuat mental, hidup di antara orang yang menyebalkan, menghadapi kesusahan dan musibah, menjadi orang tua, citizen of the world, tentang kematian, dan penutup. Ajaran yang terdapat pada buku Filosofi Teras dapat diterapkan oleh siapa saja dan tidak bersifat memaksa sehingga pembaca bebas boleh menerapkannya atau tidak.

 

Ajaran filsafat stoa yang terdapat pada buku Filosfi Teras bertujuan agar pembacanya atau yang menerapkan mampu hidup dengan tenteram dengan cara bebas dari emosi negatif, seperti sedih, marah, cemburu, curiga, baper, dan lain-lain. Selain itu, filsafat stoa juga memiliki tujuan agar para pembacanya dalam menajalani kehidupan untuk dapat mengasah kebajikan. Ada empat kebajikan utama yang diajarkan, yaitu kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan menahan diri. Buku Filosofi Teras juga mengajarkan kita sebagai manusia untuk wajib hidup selaras dengan alam. Maksudnya adalah kita harus hidup dengan menggunakan nalar. Hal ini disebabkan karena yang membedakan manusia dengan binatang adalah manusia memiliki nalar, akal sehat, rasio, dan kemampuan penggunaannya untuk hidup berkebajikan.

 

Buku ini bahasanya ringan untuk di mengerti, ada animasi di beberapa pembahasan, topik yg di bahas langsung to the point, tidak terlalu banyak cerita, banyak menggunakan jokes jadi lebih enjoy untuk dibaca. Tetapi, banyak bahasa inggris yang terlalu baku sehingga sulit untuk kita pahami karena ini filsafat jadi mungkin memang bahasanya baku.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)