Perkara Berubah | Arah Mata Angin

0

 


Perkara Berubah

 Arah Mata Angin

 

Asta sedang sibuk mengerjakan batik dinginnya. Sangat senang dia bisa memutuskan untuk mengikuti acara ini, setelah berhari-hari bingung memilih 2 acara yang diadakan pada waktu yang bersamaan.

 

Tak disangka-sangka, dia bertemu lagi dengan Zie, seorang teman yang ditemuinya di rumah temannya dulu. Dari jauh ia memandang, Zie sudah punya banyak teman di acara ini. Bermain kesana kemari sembari mengerjakan batiknya.

 

Sewaktu istirahat, Asta ikut bermain bersama Zie dan teman-temannya. Zie anaknya berisik, tapi juga sangat sopan dan menghargai orang lain. Asta juga berisik, tapi memang lebih kalem dari Zie.

 

Dari situ Asta dan Zie sering bertemu. Ternyata keduanya sama sama tidak menyukai seorang teman yang suka membuli mereka. Jika Asta dibuli, Zie tak akan segan-segan membela. Begitupun sebaliknya.

 

Semakin lama, mereka semakin akrab. Perlahan-lahan belajar memaafkan orang yang mereka sebal itu. Mereka semakin akrab, dan (hampir) menceritakan apa saja yang terjadi.

 

Mereka berdua punya kebiasaan aneh, yang berawal dari pikiran mereka sendiri. Jika Zie bercerita, sampai selesai, kemudian dia akan memohon untuk Asta juga bercerita sesuatu. Seakan cerita dibayar dengan cerita.

 

Orang kerap kali menganggap aneh persahabatan mereka berdua, pada awalnya mereka kesal, tapi apa boleh buat? Biarlah orang berpikir semau mereka. Tidak perlu diambil hati toh?

 

Namun sayangnya, Asta melakukan hal kecil yang membuat Zie kesal. Mereka berusaha memperbaikinya, namun sia-sia. Ketika gelas yang sudah hancur berkeping-keping, tidak ada cara lagi untuk memperbaiki gelas itu. Asta merasa Zie sudah berubah, tidak seperti waktu itu lagi. Zie juga merasa kesal karena Asta kerap kali mengungkit-ungkit hal itu.

 

/Zie blocked you/

 

Kini, sudah hampir 1 tahun pertemuan itu berakhir. Asta dan Zie masing-masing berusaha menjalankan hidupnya masing-masing. Membangun dan mengisi gelas dengan pertemanan masing-masing. Pertemuan tidak ada yang bertahan selamanya. Waktu terus berjalan.

 

Mungkin kelak, mereka akan bertemu lagi lain waktu. Mengulang kembali dengan gelas baru, mengulangi kembali pertemanan yang sempat berakhir. Namun, siapa yang tahu?

 


Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)